Selasa, April 8, 2025
BerandaNasionalPengamat Ekonomi Jadi Korban Perang Dagang AS Kurangi Impor Tingkatkan Produksi Dalam...

Pengamat Ekonomi Jadi Korban Perang Dagang AS Kurangi Impor Tingkatkan Produksi Dalam Negeri

tabloidbongkar. com -Pengamat ekonomi yang juga Direktur Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menilai kebijakan kenaikan tarif impor yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ke sejumlah negara akan mengakibatkan perdagangan dunia turun tajam. Hal itu juga akan menyeret ekonomi global masuk resesi, seperti terjadi di tahun 1930-an.
 

“Dalam kondisi seperti ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan produksi dan ekonomi dalam negeri. Indonesia juga perlu mengurangi impor, dan meningkatkan konsumsi domestik,” kata Anthony di Jakarta , Jumat (4/4/2025).

Ketika prospek ekonomi suram, maka pasar saham akan masuk bearish atau tren penurunan. Dalam kondisi bearish, harga komoditas akan berguguran yang dampaknya terhadap ekonomi Indonesia sangat buruk.

“Penerimaan negara akan turun tajam dan shortfall penerimaan pajak melebar. Kondisi ini dapat memicu krisis fiskal,” ujar Anthony.

Tak hanya itu, Anthony juga memaparkan pasar finansial atau likuiditas global juga akan semakin ketat dan memicu capital outflow.

“Dalam situasi ekonomi yang bearish, investor cenderung menyimpan cash dari pada melakukan investasi. Capital outflow akan membuat kurs rupiah semakin tertekan, bahkan bisa tembus Rp17.000 per dolar AS dalam waktu dekat,” tutur Anthony.

Trump pada Rabu (2/4) telah mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10 persen ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang mau masuk ke Negeri Abang Sam.

Menurut unggahan Gedung Putih di Instagram, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32 persen. Sekitar 60 negara bakal dikenai tarif timbal balik separuh dari tarif yang mereka berlakukan terhadap AS.

Indonesia bukan negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang menjadi korban dagang AS. Ada pula Malaysia, Kamboja, Vietnam serta Thailand dengan masing-masing kenaikan tarif 24 persen, 49 persen, 46 persen dan 36 persen. (SP. tb)

 

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments