“Sejarah pernah mencatat longsor sampah yang terjadi di Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 2005. Kejadian ini merenggut sekitar 157 jiwa. Hal ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat berujung pada bencana besar. Oleh karena itu, melalui peringatan HPSN, kita diajak untuk mengambil langkah konkret dalam mengelola sampah secara berkelanjutan, yang bisa dimulai dari lingkungan sekitar,” kata Wagub Rano.
Kegiatan Trash Fest menjadi wadah untuk membangun kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dunia usaha, dan akademisi dalam mencari solusi atas permasalahan sampah. Harapannya, masyarakat dapat teredukasi dan memiliki kesadaran tinggi dalam mengelola sampah secara bijak dan bertanggung jawab.
“Hal ini sekaligus merefleksikan budaya baik warga Jakarta yang mengutamakan kebersihan, keberlanjutan, dan kepedulian terhadap lingkungan. Mari kita biasakan memilah sampah sejak dini. Dengan begitu, kita bisa lebih aktif dan peduli dalam mengurangi sampah. Ini adalah salah satu upaya menyongsong 5 Abad Jakarta dan menjadi kota global yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian lingkungan pada masa mendatang,” ujar Wagub Rano.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menambahkan bahwa sebelum Trash Fest 2025 diselenggarakan, pihaknya telah menggelar Hari Bersih Indonesia (HBI). HBI merupakan aksi bersih-bersih serentak di seluruh wilayah DKI Jakarta yang melibatkan komunitas warga hingga sekolah.
“Pada agenda HBI, para relawan belajar memilah sampah dan melakukan audit merek sampah. Kami juga berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam menyelenggarakan rangkaian kegiatan HPSN 2025, yakni Aksi Bersih Pantai (Asta Pantai), Aksi Bersih Mangrove (Asta Mangrove), Aksi Bersih Pasar (Asta Pasar), serta Aksi Peduli Sampah di Sekolah (Asta Sekolah),” jelas Asep.
Kegiatan Trash Fest 2025 juga menyuguhkan sarana edukasi kepada masyarakat terkait dengan pemanfaatan sampah dan lingkungan melalui talk show dan sesi berbagi pengalaman yang diisi oleh para pegiat lingkungan.
Selain sarana edukasi, Trash Fest juga menghadirkan pertunjukan seni khas Betawi, seperti lenong edukatif yang menyampaikan pesan terkait dengan pengelolaan sampah, tarian tradisional yang dikemas secara kreatif untuk menyampaikan pesan lingkungan, serta pemutaran film dokumenter bertema lingkungan. (Red. tb)