tabloidbongkar. com – Polda Metro Jaya terus melakukan penyelidikan kasus kematian diplomat Kemlu RI, Arya Daru Pangayunan yang tewas dengan kepala terlilit lakban di kos Menteng, Jakarta Pusat. Termasuk mendalami teror yang dialami pihak keluarga.
“Untuk masalah teror yang diterimanya, surat kaleng yang berisi styrofoam dengan simbol-simbol, tiga simbol tertentu, sudah diterima oleh penyelidik di Direktorat Kriminal Umum, itu pada tanggal 22 Juli 2025,” kata Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak kepada wartawan, Kamis (2/10/2025).
Reonald mengatakan pihaknya telah menerima simbol dalam surat kaleng yang diserahkan pihak keluarga kepada penyidik. Keluarga Arya mengaku mendapat kiriman amplop berisikan gabus putih berbentuk bintang, hati, dan bunga Kamboja saat pengajian.
“Kemudian dari Direktorat Kriminal Umum juga sudah mendalami tentang surat kaleng tersebut. Itu masih didalami,” ujarnya
Ia juga memastikan kasus kematian Arya belum ditutup. Bahkan, penyidik akan mempertemukan pihak keluarga dengan penyelidik untuk menjelaskan runutan hasil penyelidikan.
“Ada beberapa hal yang memang harus disampaikan penyelidik untuk menjelaskan perkara kasus ADP tersebut. Karena dari pihak keluarga sepertinya masih belum hingga saat ini masih belum puas dengan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum,” ucapnya.
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga almarhum Arya Daru Pangayunan, Nikolai Aprilindo saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi XIII menceritakan berbagai teror yang dialami oleh pihak keluarga setelah Arya dimakamkan.
“Teror pertama adalah pada 9 Juli pasca almarhum dimakamkan tanggal 8 Juli, sekitar pukul 21.00 pada saat selesai tahlilan, ada seorang pria misterius mendatangi rumah duka menyerahkan sebuah amplop cokelat, dan amplop itu diterima oleh pembantu rumah tangga dari keluarga almarhum. Pria misterius itu menyatakan ini untuk almarhum Arya Daru,” ujar Nikolai di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (30/9/2025).
Setelah itu amplop diserahkan kepada istri almarhum dan amplop tersebut berisi sebuah sterofoam berbentuk bunga kamboja, hati, dan bintang. Lalu karena istri Arya dan keluarga tidak mengetahui arti dari simbol di dalam amplop tersebut, mereka lantas menyerahkan barang tersebut kepada pihak kepolisian dan Kompolnas.
“Tapi anehnya sampai sekarang, amplop berisi styrofoam itu tidak pernah diselidiki dari siapa dan apa artinya dari pihak penyelidik,” jelasnya.
Teror yang kedua didapat oleh keluarga Arya Daru pada 27 Juli lalu, yakni makam Arya diacak-acak oleh orang tak dikenal. Nikolai menyebut, tentu hal ini membuat keluarga almarhum kaget.
“Kemudian teror ketiga pada 16 September kuburan almarhum kembali ditaburi bunga mawar merah, tetapi bentuknya aneh, dari kepala sampai kaki makam berbentuk garis,” ungkap Nikolai. (SP. Tb)
