tabloidbongkar. com -Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengumpulkan 2.000 kepala sekolah se-DKI Jakarta usai 107 Guru Honorer terdampak cleansing atau pemberhentian sebagai tenaga pendidik. Adapun guru honorer tersebut diangkat kepala sekolah tanpa prosedur yang jelas.
“Hari ini ada 2.000 Kepala Sekolah termasuk Pak Sudin, termasuk pengawas, dan saya didamping oleh pak sekda, Kepala Dinas Pendidikan, dan pak inspektor dan Bu Asisten,” kata Heru di Jakarta Internasional Velodrome, Minggu (21/7/2024).
Heru menyatakan, tidak ada sanksi yang diberikan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk kepala sekolah. Meski ada kepala sekolah yang melanggar instruksi Pemprov DKI Jakarta untuk tidak mengangkat guru honorer sejak 2017 tanpa rekomendasi Disdik Jakarta.
“Kita bicara ke depan, yang sudah terjadi ya sudah itu kan kita harus bijak, bijaknya kenapa? Ini kan hak asasi orang, dia perlu bekerja. Kalau sudah dia jadi guru dia sudah punya anak ya sudah stop. Saya tidak bicara bagaimana cara merekrut guru dari 2017 ini saya tidak bicara,” jelas Heru.
Heru bilang, Pemprov DKI Jakarta bakal fokus menyelesaikan pemadanan data guru honorer ke depan. Dia memastikan, sebanyak total 4.000 guru honorer DKI Jakarta bakal diakomodir haknya lewat jalur resmi.
“Jelas hari ini adalah kita selesaikan yang terbaik ke depan. Toh 4 ribu ini sudah jadi guru kan. Prosesnya saya tidak ingin tahu bagaimana-bagaimana inilah yang kita perbaiki kita berikan haknya mereka,” kata dia.
Selain itu, Heru tak menampik memang terdapat kekurangan tenaga pendidik di sekolah-sekolah di wilayah DKI Jakarta. Pihaknya tengah mendata kekurangan guru di sekolah se-Jakarta.
Sekolah yang kekurangan guru bakal dilakukannya reposisi antarsekolah. Di mana sekolah yang kelebihan guru di suatu mata pelajaran bakal digeser ke sekolah yang membutuhkan.
“Lagi dihitung (kekurangan guru), dengan adanya pertemuan kepala sekolah ini kan masih ada reposisi tadi yang ada yang menyampaikan kami ada kelebihan guru IPA. Nah kelebihan guru IPA ketemu gini kan kita bisa geser dimana sekolah yang kekurangan,” ucap Heru.(Red. tb)