Rabu, April 23, 2025
BerandaNasionalMentan Indonesia Cadangan Beras Aman Jepang dan Malaysia Kekurangan Beras

Mentan Indonesia Cadangan Beras Aman Jepang dan Malaysia Kekurangan Beras

 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan, Malaysia dan Jepang tengah mengalami keterbatasan pasokan beras. Hal ini berdampak langsung pada harga beras yang melonjak tajam di dua negara tersebut. Kata Amran, harga beras di Jepang berkisar antara Rp 93.000 hingga Rp 100.000 per kilogram.

Untuk Malaysia, saat ini pasokan sangat terbatas. “Malaysia hanya memenuhi kebutuhannya 40-50 persen,” papar Amran, di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (22/4/2025).

Beberapa saat sebelumnya, Amran menggelar pertemuan dengan Menteri Pertanian dan Keterjaminan Makanan Malaysia Mohammad Bin Sabu, di Kantor Kementan. Mohammad sengaja menemui Amran untuk mencari solusi mengatasi krisis beras Malaysia.

Dalam pertemuan itu, salah satu yang dibahas adalah niat Malaysia melakukan impor beras dari Indonesia. Namun, Amran mengatakan, Indonesia belum bisa mengabulkan permintaan tersebut karena fokus menjaga ketahanan dalam negeri.

Ketahanan pangan nasional adalah prioritas utama. Setelah itu tercapai, baru kita dapat mempertimbangkan dukungan lebih lanjut kepada negara sahabat,” ujar Amran.

Pemerintah Malaysia juga menginginkan agar Indonesia mentransfer teknologi yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas padi. Untuk ini, Amran mengangguk. Dia menyambut baik semangat kolaborasi dan solidaritas antarnegara.

Amran mengatakan, kesuksesan Indonesia dalam meningkatkan produksi padi merupakan hasil dari adopsi teknologi digital, mekanisasi, penggunaan varietas unggul, serta kebijakan strategis yang didukung penuh Presiden Prabowo Subianto.

“Kita terbuka untuk berbagi pengalaman dan teknologi dengan negara sahabat seperti Malaysia. Kami percaya, semakin banyak negara yang kuat dalam sektor pangan, semakin tangguh pula kawasan kita dalam menghadapi krisis global,” ujarnya.

Mohammad Bin Sabu pun menyampaikan apresiasi terhadap kemajuan sektor pertanian Indonesia, khususnya dalam produksi padi dan penerapan pertanian modern yang dinilai sangat pesat. Ia menegaskan, produksi beras Malaysia saat ini masih tertinggal jauh dengan indeks pertanaman yang rendah. Kebutuhan beras Malaysia pun masih sangat bergantung pada impor. Malaysia kini tengah menghadapi lonjakan harga beras akibat terbatasnya pasokan domestik.

“Karena Indonesia dan Malaysia adalah dua negara jiran yang sangat dekat, seperti abang dan adik, maka kami merasa perlu belajar dari Indonesia. Ada banyak kelebihan yang kami lihat di sini, dan itu perlu kami pelajari,” ujarnya.

Dia menjelaskan, keberhasilan Indonesia dalam swasembada beras tak lepas dari penerapan teknologi pertanian yang modern dan efisien. Malaysia berkeinginan mengadopsi pendekatan serupa, khususnya dalam pengelolaan komoditas padi, jagung, dan ikan.

Melalui lembaga riset pertanian MARDI, Malaysia juga menyatakan kesiapan memperkuat kerja sama dengan Kementan, khususnya dalam bidang riset, inovasi, dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia.

“Teknologi yang kami lihat di Indonesia ini sangat maju. Hasil panennya mencapai 12 hingga 13 ton per hektar, dengan rata-rata nasional mencapai 7 ton. Ini pencapaian besar yang sangat menginspirasi kami,” tegasnya.

Cadangan Melimpah

Saat ini, stok beras Indonesia cukup melimpah. Berdasarkan catatan Kementan, Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini mencapai 3,3 juta ton dan terus mengalami peningkatan. Pemerintah bahkan menargetkan stok beras menembus angka 4 juta ton pada Mei 2025.

Hal ini berdasarkan pada proyeksi panen raya di 60 kabupaten, seperti Indramayu, Subang, Lampung Tengah, Karawang, Jember, Sumbawa, Pinrang, Bojonegoro, dan Cirebon. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengatakan, jika seluruh hasil panen raya diserap dengan baik, target pemerintah memenuhi stok beras dalam negeri bisa tercapai.

“Kita akan hitung lagi. Kita sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa kita tidak perlu impor beras,” ujar Sudaryono, Minggu (20/4/2025).

Menurut Sudaryono, hal ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang menginginkan agar kebutuhan beras dalam negeri dapat dipenuhi tanpa bergantung pada impor. Di saat yang sama, Pemerintah juga berhasil menjaga stabilitas harga gabah.

Kita bisa lihat sendiri, produksinya melimpah dan rakyat senang karena gabah mereka dibeli dengan harga Rp 6.500,” katanya.

Dengan stok yang melimpah ini, Menko Pangan Zulkifli Hasan menyatakan, swasembada beras yang menjadi target Presiden Prabowo mulai terwujud. “Kalau bahasa terangnya, swasembada itu sudah tercapai sampai April ini,” ucap pria yang akrab disapa Zulhas ini, Minggu (20/4/2025).

Ketua Umum PAN ini menerangkan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari pembenahan layanan sektor pertanian. Distribusi pupuk kini lebih cepat, dan berbagai proses birokrasi yang sebelumnya berbelit telah dipangkas. Pemerintah juga tengah mempercepat pembangunan infrastruktur irigasi.

Zulhas menambahkan, regulasi yang sebelumnya menghambat pelaksanaan kini telah disederhanakan, yang memungkinkan Kementerian Pekerjaan Umum langsung turun tangan.

“Dengan pelayanan yang lebih baik dan produksi yang terus meningkat, insya Allah sampai akhir tahun nanti hasilnya akan makin kuat,” tegas Zulhas, optimistis (KY. tb)

 

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments