tabloidbongkar. com – Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, angkat bicara soal kritik dari anggota Komisi IX DPR RI, Nurhadi, yang mengatakan wadah makanan atau food tray yang digunakan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan produk impor dari Cina
Dadan mengatakan hal itu terpaksa dia gunakan dan kini tengah mengkaji keberadaan industri food tray lokal.
“Kami sudah diminta untuk mengkaji (wadah makanan) itu agar kami bisa mengutamakan produksi dalam negeri,” ujar Dadan kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat pada Rabu (21/5/2025).
“Saya menyarankan agar ke depan model badan gizi lebih selektif dalam memilih peralatan dapur salah satu langkah strategis yang dapat diambil adalah dengan mendorong penggunaan produk lokal berkualitas yang telah tersertifikasi dan terjamin keamanannya,” ujar Nurhadi dalam rapat.
Nurhadi kemudian menyinggung soal informasi yang ia terima terkait masuknya ribuan kontainer food tray dari Cina. Menurut dia, produk lokal memang sulit bersaing dari sisi harga.
“Jadi bagaimanapun, kita pasti kalah, harga. Ini kami mendorong kalau melihat industri peralatan dapur dalam negeri saat ini yang sudah mampu memproduksi alat-alat yang memenuhi standar kesehatan mulai dari panci, wajan, alat potong, termasuk food tray sendiri dan aman digunakan lebih mudah diawasi dari sisi kualitas dan proses produksinya,” terang Nurhadi.
Menjawab hal itu, Dadan menyampaikan bahwa pihaknya kini juga tengah mengkaji keberadaan industri food tray lokal. Menurut dia, pemakaian food tray impor digunakan karena pada awal pengadaan program industri lokal belum ada yang memproduksi jenis yang sesuai dengan kebutuhan program MBG.
“Ketika saya menggunakan food tray itu, itu kan belum ada satu pun di Indonesia yang memproduksi itu. Tapi saya ketika minta manajer ‘tolong cari food tray yang seperti itu’ (sekarang) ada,” katanya.
Terkait kabar masuknya ribuan food tray impor, Dadan menyebut ada kesalahan data. Ia membenarkan ada kontainer yang tertahan, namun itu dilakukan pihak tertentu yang tidak mengikuti prosedur resmi.
“Karena ada beberapa pihak yang lancar-lancar saja, karena melakukannya dengan prosedur yang tidak sesuai,” katanya.
Meskipun demikian, Dadan mengatakan BGN terbuka terhadap masukan dan kini juga tengah mengkaji pengadaan peralatan dapur yang lebih berpihak pada industri dalam negeri.
“Tapi kemudian kita sekarang sedang mengkaji keberadaan industri lokal. Dan kelihatannya sekarang sudah meningkat,’ kata Dadan.(ARD. tb)