tabloidbongkar. com -Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyesalkan sikap beberapa Guru Besar Ilmu Kedokteran dari universitas ternama yang mengkritisi RUU Kesehatan hanya berdasarkan provokasi dan fakta sesat yang dihembuskan oleh pihak-pihak tertentu.
“Kami menyesalkan para guru besar tersebut tidak membaca dan tidak tabayun mencari fakta sebenarnya terkait RUU Kesehatan,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril, Senin (10/7).
Syahril mengungkapkan, penolakan mereka sepertinya hanya didasarkan pada hoax yang beredar di WhatsApp (WA) Group serta provokasi dari pihak-pihak tertentu untuk menolak RUU Kesehatan yang sudah jelas akan membuat masyarakat lebih mudah mengakses dokter dan mendapatkan pengobatan dan layanan kesehatan yang murah.
Sebagai contoh, isu salah yang dihembuskan para guru besar menurut Syahril adalah terkait terminologi dan waktu aborsi.
Padahal masalah aborsi sudah diatur dalam UU KUHP yang baru, dan RUU Kesehatan hanya mengikuti apa yang sudah ada di UU KUHP agar tidak bertentangan. Isu lain yang salah kaprah terkait kebijakan genomik.
“Pengobatan presisi secara genomik sudah umum di negara lain. Indonesia sudah jauh ketinggalan. Malaysia dan Thailand sudah memulainya lebih dari 5 tahun lalu. Kenapa guru besar ini keberatan dengan ilmu baru ini?” kata Syahril.
Kemenkes siap menerima para guru besar untuk diskusi kapan pun agar mereka tidak termakan hoax dan dapat mengedukasi para siswanya dengan akurat.
Beberapa Guru Besar yang tergabung dalam Forum Guru Besar Lintas Profesi mengeluarkan petisi menolak RUU Kesehatan pada 10 Juli 2023.(R.tb)