tabloidbongkar. com Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta (Dinkes DKI) masih terus menggencarkan program Vaksinasi.
Meski belum ada WHO mencabut status Pandemi, dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah dihentikan.
Berbagai gerai layanan larangan masih beroperasi bahkan hingga malam hari.
“Layanan vaksinasi masih disediakan sangat luas Senin-Minggu, 300 lokasi per hari di DKI Jakarta.
Layanannya Vaksinasi bisa menyuntikkan (pemegang) KTP dari seluruh Indonesia dan bisa datang langsung ke lokasi tanpa mendaftar,” kata Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi, dan Imunisasi Dinkes DKI Jakarta, Ngabila Salama, melalui pesan tertulisnya,selasa
Berbagai merek vaksin juga disediakan seperti Pfizer, Zifivax, Indovac untuk usia 12 tahun ke atas.
Dosis 3 untuk usia 18 tahun ke atas dan dosis 4 untuk tenaga kesehatan dan lansia.
“Layanan sore dan malam hari dibuka di seluruh puskesmas kecamatan jam 16.00-20.00 WIB, Senin-Jumat,” katanya
Dinkes DKI juga masih melakukan surveilens epidemiologi COVID-19. Praktik testing, tracing, dan treatment atau 3T disebut masih gencar dilakukan.
“Testing dan tracing PCR dan Antigen gratis di puskesmas untuk semua pasien terduga COVID-19.
paling banyak [bergejala] demam, batuk, pilek, sakit tenggorokan, anosmia. Pada anak bisa mengeluhkan diare, mual, muntah, dan nyeri perut. Tracing pada kontak erat kasus positif,” katanya.
“Masyarakat juga bisa lapor diri ke puskesmas setempat untuk diberikan paket obat isolasi dan antivirus sesuai persediaan antivirus yang ada di puskesmas,” tambah Ngabila.
Menurut Ngabila, penerapan 3T juga dilakukan untuk mendukung transisi pandemi ke endemi.
Dia beralasan hasil 3T akan menjadi dasar dalam pengambil kebijakan ke depannya.
Dinkes DKI mengimbau masyarakat agar lebih memperhatikan kesehatannya. Warga diminta agar melakukan vaksinasi booster, deteksi dini komorbid, dan segera tes PCR bagi yang bergejala.
“Mencegah lebih baik daripada mengobati. Cegah sakit dengan Vaksinasi dan disiplin bermasker ,tutup Ngabila (AT)