tabloidbongkar. com -Anak yang terdiagnosis stunting artinya sangat terlambat seperti kanker stadium 4 yang sudah sulit diterapi dan diperbaiki kondisinya untuk menjadi normal.
Dimana stadiumnya, stadium 1 weight faltering, stadium 2 gizi kurang, stadium 3 gizi buruk, dan stadium 4 stunting.
Stunting dapat dicegah dengan mengkonsumsi protein hewani yang cukup, justru bukan dari biskuit yang banyak mengandung karbohidrat dan gula kata Ngabila Salama Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Empat kunci mencegah stunting di Indonesia: konsumsi protein hewani cukup dan kurangi konsumsi rokok, siapkan fisik dan mental calon ibu, imunisasi rutin lengkap
GRATIS untuk setiap anak untuk mencegah penyakit menular, deteksi dini gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu per bulan,kata Ngabila.
Rokok harus dapat dikurangi atau dihentikan. 1 batang rokok = 1 butir telur sebagai sumber protein hewani selain daging, ayam, ikan, susu, dll. Semoga lancar Indonesia menuju Generasi Emas 2045.
Dampak perokok pasif baik dr asap atau sisa asap di baju dan benda lain sama bahayanya (second atau third hand smokers), rokok elektrik juga sama berbahaya.
Jika anak tidak naik berat badannya atau ada hasil tidak normal dari posyandu bulanan segera konsultasi ke ahli gizi di puskesmas atau ahli dan dokter gizi di rumah sakit.
Pada putih telur ini bagus karena kadar protein tinggi dan sangat baik akan tetapi kuningnya cukup 1 saja karena banyak mengandung kolesterol.
1 butir kuning telur sehari saja sudah cukup dan jangan berlebihan.
Jika ada yang tifak sesuai grafik pertumbuhan perlu perhatian baiknya langsung konsultasi ke dokter umum atau dokter spesialis anak terdekat karena saat ini ada yang tidak normal kenaikannya sedikit saja sudah harus langsung diterapi dokter spesialis anak.
Salah satu cara mempersiapkan fisik dan mental calon ibu selain program imunisasi, Upaya Kesehatan Sekolah / UKS dan gigi / UKGS, pemberian obat anticacing, dll,
Juga ada program pemberian tablet tambah darah pada anak usia sekolah dan remaj, program pemeriksaan komprehensif calon pengantin, dan program ibu hamil / antanatal care (ANC). Kesehatan yang holisti, berkesinambungan sesuai dengan siklus kehidupan sangat dibutuhkan ,tutup Ngabila Salama (R.tb)